AKU

Rabu, 30 November 2011


Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Chairil Anwar
Maret 1943

Dibalik Krisis Ekonomi Indonesia 1997-1998



Sejarah ada untuk memberikan ceritanya kepada kita tentang suatu hal di masa lampau. Namun, tidak sampai situ saja. Ia memberikan pula pelajaran agar kita menapaki masa depan yang lebih baik dengan cara berkaca kepadanya. Berbicara mengenai sejarah dan dihubungkan dengan masalah ekonomi, bidang mata kuliah saya, saya serta merta teringat krisis ekonomi di Indonesia 1997-1998. Keadaan yang tidak disangka-sangka mengingat begitu lepas landasnya perekonomian negara  kala itu dan kokohnya fundamental perekonomian Indonesia. Pernyataan ini didukung pula oleh penelitian Furman dan Stiglitz (1998) bahwa dari 34 sample yang mereka ambil, Indonesia merupakan negara terunik, dalam artian seharusnya Indonesia mempunyai tameng yang memadai untuk menanggulangi efek kejut akibat kejatuhan ekonomi Thailand kala itu. Dibanding Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dolar, dan sektor bank yang baik. Ada apakah gerangan?

        Sebab sebenar-benarnya dari kejatuhan ekonomi Indonesia kala itu tidaklah jelas. Apakah hal yang menyebabkan kuatnya nilai rupiah di 2500 mendadak menjadi 10.000 sebenarnya tetap simpang siur. Saya mencoba menguraikan beberapa kemungkinan yang saya dapatkan dan dengar dari berbagai pihak. Yang paling awal saya ungkapkan, karena paling menarik, adalah kemungkinan adanya konspirasi dari negara adidaya Amerika. Amerika menganggap perekonomian Asia terlalu kuat dan dapat menjadi batu sandungan bagi Amerika itu sendiri sehingga harus “dilemahkan”. Bagaimana caranya?. Apakah anda mengenal George Soros sang spekulan Yahudi Amerika? Aksinya adalah memborong dollar di pasaran, yang anehnya terjadi justru ketika Indonesia banyak membutuhkan dollar karena ketika itu tepat jatuh tempo pembayaran hutang-hutangnya. Kita tahu perekonomian Indonesia saat itu, masa mafia Barkeley, adalah perekonomian berlandaskan hutang. Hutang yang sangat besar bahkan sampai saat ini belum bisa terbayar lunas dan agar dapat terbayar lunas masing-masing kepala bangsa ini harus membayar kurang lebih dua juta rupiah . Menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (World Bank 1998).Pertanyaan yang terbersit adalah darimana George mengetahui jatuh tempo utang pemerintah? Kongkalikong dengan pihak intern atau konspirasinya dengan Amerika? Anda pasti mengenal hukum law and demand, ketika barang langka padahal permintaan tinggi otomatis harganya tinggi. Dollar langka, dan permintaan akan dollar tinggi maka harga (nilai) dollar naik sedemikian rupa. Imbasnya nilai rupiah turun dengan bebasnya, Inflasi tak terelakkan dan rakyat mulai tercekik oleh luar biasanya harga-harga.
Sebab selanjutnya masih berkaitan dengan hutang, tetapi hutang yang dilakukan oleh pihak swasta. Indonesia kala itu adalah negara dengan inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka. Dengan kondisi demikian, kreditur asing memiliki preferensi lebih dalam meminjamkan uangnya kepada swasta di Indonesia. Data dari world bank, antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta. Yang jadi persoalan adalah hutang tersebut tidak digunakan dalam sektor-sektor yang produktif, seperti pertanian atau industri, tetapi justru masuk ke pembiayaan konsumsi, pasar modal, dan khusus bagi Indonesia dan Thailand, ke sektor perumahan (real estate). Akibat derasnya modal yang masuk terjadi apresiasi mata uang dan kinerja ekspor yang selama ini menjadi andalan ekonomi nasional justru mengalami perlambatan.
Sebab selanjutnya adalah  tidak sehatnya praktik perbankan saat itu. Ketika liberalisasi sistem perbankan diberlakukan pada pertengahan tahun 1980-an, mekanisme pengendalian dan
pengawasan dari pemerintah tidak efektif dan tidak mampu mengikuti cepatnya pertumbuhan sektor perbankan. Yang lebih parah, hampir tidak ada penegakan hukum terhadap bank-bank yang melanggar ketentuan, khususnya dalam kasus peminjaman ke kelompok bisnisnya sendiri yang mestinya hanya sebatas 5%, konsentrasi pinjaman pada pihak tertentu, dan kemudian syarat kelayakan kredit yang dilanggar begitu saja akibat debitur merupakan afiliasi, anak perusahaan atau milik kawan bos. Hal ini mencuat dalam kasus BLBI (bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang nilainya mencapai separuh cadangan devisa dan digunakan untuk menolong bankir bermasalah. Kenapa pemerintah senekat itu menggelontorkan dana yang amat besar itu, tak lain tak bukan karena pemerintah yakin nilai asset, yang berfungsi sebagai agunan, yang dilikuidasi melebihi anggaran yang telah dikeluaran pemerintah.   Faktanya sampai tahun 2003 pemulihan tariff (recovery rate)  dari asset-asset bank yang dijadikan agunan hanya mencapai 23%. Ini tak lain karena  penyimpangan syarat-syarat kelayakan kredit tadi.
 Pada waktu yang bersamaan banyak sekali bank yang sesunguhnya tidak bermodal cukup (undercapitalized) atau kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan beroperasi. Semua ini berarti, ketika nilai rupiah mulai terdepresiasi, sistem perbankan tidak mampu menempatkan dirinya sebagai “peredam kerusakan”, tetapi justru menjadi korban langsung akibat neracanya yang tidak sehat.
Dugaan sebab selanjutnya adalah konspirasi yang dilakukan IMF dan sektor swasta. Sektor swasta sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas, dimana mereka yang berhutang, mereka menjalankannya bukan pada sektor produktif, tetapi ketika krisis yang harus menanggung hutang-hutang mereka adalah pemerintah. Praktik ini bisa ditelusuri dalam isian Frankfurt Agreement, dimana IMF akan memberikan hutang jika sebagian hutang tersebut digunakan untuk membayar kredit macet sektor swasta pada kreditur asing. Jadi masuk kantong kanan berupa duit dari IMF dan keluar dari kantong kiri berupa pelunasan hutang swasta. Kalau bang haji Rhoma bilangnya “gali lubang tutup lubang”. Celakanya, kebanyakan bisnis swasta tersebut adalah kroni-kroni dari penguasa.
Praktik Frankfurt Agreement ini, senantiasa dibujukan kreditur asing kepada IMF agar Indonesia mau melakukannya dan bisa dikatakan sebab yang memperparah krisis.

               Terakhir yang ingin saya ungkapkan, krisis ini terjadi karena adanya moral hazard. Kenapa syarat kredit diperlunak? Karena mereka anggota kroni, anak perusahaan atau istilah sejenisnya. Ini moral hazard. Kenapa ada penggelembungan nilai asset yang digunakan sebagai agunan? Ini moral hazard. Kenapa ketidaktransparanan menjadi sifat bangsa ini? Kenapa ada istilah kroni, dan ini tidak pada tingkat terkecil, bahkan sampai tingkatan pemerintahan tertinggi negara ini. Ini moral Hazard. Ketika stabilitas politik-sosial Indonesia memanas di tahun 1997-1998 terkuaklah berbagai macam borok perkronian ini.
Akhirnya ketika sampai pada penghujung penulisan ini saya sadar bahwa krisis 1997-1998 memberikan bagi saya begitu banyak pelajaran berharga akan pentingnya menjadi bangsa yang LEBIH BAIK, bangsa yang memiliki KEMANDIRIAN, dan bangsa yang BERMORAL. Semoga saja, Indonesia bisa!

sumber:
Salvatore, Ekonomi Internasional
Sadono Sukirno, Makroekonomi,
Kuliah Ekonomi Internasional saya
Afred Suci, 151 Konspirasi Dunia

Bahaya Pasta Gigi

 
Pagi-pagi yang dingin sekali. Sesekali saya mengucek mata saya akibat sisa kantuk semalam. Di luar masih gelap dan insting manusia saya mengajak untuk menikmati lembutnya belaian bantal guling dan hangatnya kasih sang selimut. Sayang, di hawa dingin pagi hari, badan yang lengket ini dituntut untuk mandi karena sebentar lagi akan menghadiri kondangan. Sebelumnya, saya akan melakukan ritual gosok gigi terlebih dahulu. Sembari iseng menunggu di antrian kamar mandi, saya baca itu wadah pasta gigi. Tercengang sesaat  saya membaca komposisinya: “Sodium Fluoride”. Tercengang karena terkenang akan ucapan teman beberapa waktu yang lampau…. 

          Siapa sangka zat yang terkenal keampuhannya akan penguat tulang dan gigi ternyata menyebabkan keracunan. Setidaknya Eropa barat sudah meninggalkan zat pembunuh ini, adapun Australia sebagai konsumen terbesar Fluoride, disusul Amerika, masih keukeuh meninggalkannya. Propaganda Fluoride sebagai sarana kesehatan masyarakat kini mulai dipertanyakan. Ingin fakta?
1. Salah seorang professor kimia Universitas Kansas, Albert W. Burgstahler menyatakan dari tiga kota dengan laju pembusukan gigi tertinggi, dua diantaranya justru melakukan fluoridesi alias air krannya dicampuri dengan fluoride.
2. Sekolah yang laju bebas karangnya tertinggi justru mengonsumsi air mengandung fluoride (Jurnal Canadian Dental Association)
3. Air di kota Kansas disuntik Fluoride selama setahun. Hasilnya kematian bayi meningkat 13% (Kansas City Star, 21 November 1982). Lima tahun kemudian meningkat menjadi 36% (Kansas City Star, 26 Februari 1987)
4. Seorang pakar mikrobiologi, Prof. Albert Schatz Ph.D menyatakan “Fluoridesi adalah penipuan terkeji untuk mengeruk keuntungan”

           Mungkin sejenak anda akan geleng-geleng kepala dan bertanya apakah maksud dari pernyataan professor ini. Anda akan lebih memahami hubungan antara aspek Ekonomi dengan Fluoride sebagaimana dinyatakan si professor, setelah membaca baris demi baris paragraf selanjutnya.
          Fluoride (bahan pembuat pasta gigi) adalah limbah pabrik alumunium yang dulu digunakan sebagai racun tikus, racun lambung, dan racun insektisida. Juga, Fluoride menghambat pertmbuhan tanaman hingga dapat menyebabkan gagal panen.  Sebagai gambaran, kasus real yang terjadi di Amerika Serikat. Raksasa produsen alumunium Amerika, Alumunium Corporation of America (ALCOA) mendapat gugatan jutaan dollar akibat limbah Fluorinnya yang merauni tanaman penduduk sekitar. Yang patut pula diwaspadai adalah adanya penelitian terbaru bahwa dalam kandungan perkakas alumunium rumah terkandung Fluoride yang ketika sedikit tergores, ia bercampur dengan makanan.
          Dari fakta-fakta di atas, pihak yang diuntungkan adalah tetap produsen alumunium. Ini adalah solusi pembuangan limbah yang termurah sekaligus menguntungkan. Melalui rekayasa, dimungkinkan klaim bahwa Fluoride justru bisa menguatkan gigi dan tulang, sehingga fluoride ini dialirkan ke dalam air kran atau digunakan sebagai bahan pasta gigi. Ada pendapat bahwa fluoride dapat ditoleransi sampai batas 1 ppm (part per million), tetapi inipun masih terdapat perbedaan pandangan di kalangan ahli kimia akibat tingkat konsumsi tiap orang terhadap air berbeda-beda sesuai dengan usia, tingkat kehausan, kebutuhan akan air, dsb. ,
          Penelitian tentang keamanan Fluoride juga pernah dilakukan di Amerika, tahun 1945. Anehnya, dari jadwal 10 tahun yang dicanangkan, penelitian hanya berjalan selama 5 tahun. Oscar Erwing, Ketua PHS (Public Health Service) badan yang menyelenggarakan penelitian, menyatakan Fluoride aman untuk dikonsumsi dan mengucurlah dua juta dollar (jumlah yang amat besar di tahun itu) untuk proyek fluoridesi sumber-sumber air Amerika.
          Pihak yang bisa dikatakan mendapat keuntungan pula dari Fluoride ini adalah produsen pasta gigi. Ini dapat digolongkan persengkongkolan yang jahat berawal dari pertanyaan “kenapa mereka tidak menjelaskan bahaya Fluoride jangka panjang kepada konsumen?”

Mengetuk Pintu Hati

Minggu, 27 November 2011

Setiap hari aku pulang dan pergi pergi melewati jalanan rusak berbatu dengan banyak pohon rindang di pinggirannya. Di deretan jalan tersebut ada sebuah rumah kecil mungil dengan jendela bundar dan cerobong asap, persis seperti rumah dalam sebuah cerita dongeng. Itu rumah kamu.
Tahukah kamu… setiap hari aku berjalan lewati rumahmu. Begitu seringnya, aku sampai ingat persis warna coklat kusam pintu rumahmu dan dindingnya yang keabuan. Kulakukan itu tanpa sengaja dan tanpa rencana. Mau tidak mau, toh aku memang harus lewat jalanan rusak di depan rumahmu itu.
Setiap hari pula tidak bisa kuhindari melihat dirimu dibalik jendela. Beberapa kali kulihat kamu sedang sibuk menulis sesuatu atau membaca buku. Terkadang aku melihatmu membersihkan rumah sambil memutar lagu keras-keras. Tapi, aku paling sering melihatmu sedang duduk termenung dalam sepi seorang diri.
Tahukah kamu… setiap kali aku melihatmu, hatiku bertanya, “Siapa dia?” Ingin rasanya aku mengenalmu dan rasa itu sangat mengganggu sekali.
Dan akhirnya, malam itu kuberanikan diriku untuk singgah dan mengetuk pintu rumahmu. Jantungku berdegup kencang sewaktu kamu membuka pintu. Wajahmu yang manis mengintip dari balik celah pintu yang terkait oleh grendel kunci rantai.
“Siapa yah?”, kamu bertanya. Pertama kalinya aku mendengar suaramu. Dan jujur, suaramu yang sedikit parau bersirat sendu sama sekali tidak seperti yang kuduga. Tapi matamu… Matamu yang berkilau seperti danau di malam hari memantulkan cahaya bintang di kejauhan, itu persis seperti yang selama ini ada dalam bayanganku tentang dirimu.
Kuperkenalkan diriku dan kita berbincang cukup lama. Kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai. Kamu tidak mempersilakan aku masuk. Tidak apa-apa, aku maklum… kan aku masih orang asing dan kita baru bertemu pertama kali. Sudah bisa berbicara denganmu saja aku sudah senang sekali.
Tahukah kamu… ketika aku pamit malam itu, aku berjanji dalam hati untuk singgah lagi esok malamnya dan esok malamnya lagi, dan malam setelahnya, dan setelahnya lagi, dan seterusnya…
Dan memang itu yang kulakukan.
Malam demi malam aku selalu singgah dan mengetuk pintu rumahmu. Kamu pun selalu menyambut aku dengan senyum manis, dan kebahagiaan terpancar berkilau dari sinar temaram matamu… tapi kamu tidak pernah mempersilakan aku masuk.
Aku duduk di undakan tangga di luar rumah dan bersender pada pintu, kamupun duduk di lantai kayu dalam rumahmu dan bersender di sisi sebaliknya. Aku sungguh menikmati setiap kata yang keluar dari bibirku dan bibirmu, dan aku tahu kamu juga begitu.
Meskipun kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai.
Tapi tidak apa-apa, itu saja sudah cukup. Aku hanya ingin mengenalmu.
Setiap malam, kita saling bertukar tawa. Mentertawakan dunia dan diri kita masing-masing. Kamu bilang kamu jarang tertawa lepas seperti itu, dan tahukah kamu… tawamu timbulkan rasa hangat yang meresap dalam diriku. Rasa hangat yang sudah lama tidak kurasakan.
Dan kita saling bertukar cerita. Tentang mimpi-mimpimu, tentang kehidupan, tentang dunia, tentang cinta, dan tentang dirimu. Saling bertukar kisah hingga pagi menjelang dan matahari mengintip di balik cakrawala, perlahan buyarkan hitamnya malam dan menggantinya dengan fajar yang ungu kebiruan.
“Selamat tidur yah..”, katamu ketika aku pamit. Aku pulang dan tidur dengan tersenyum. Hari ini aku sudah mengenal dirimu lebih dari kemarin. Dan aku tahu kamu juga tidur dengan tersenyum pagi itu.
Malam esoknya, akhirnya, kamu memutuskan untuk bercerita tentang kesendirianmu, tentang malam-malam sepimu, tentang hilangnya asa dari dirimu… tentang alasan kamu mengurung diri dalam rumah, dan mengapa kamu tidak mau membukakan pintu untuk siapapun.
Aku senang kamu mempercayaiku. Meskipun kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai.
Kamu bercerita tentang masa lalumu dan ketakutanmu. Terakhir kali kamu membuka pintu dan mengijinkan seseorang masuk dalam rumahmu, ia menghancurkan seisi rumahmu, merampas segala yang berharga dari dirimu, dan setelah itu meninggalkanmu tersungkur menangis di lantai rumahmu yang telah porak poranda.
Dengan segala jerih payah dan air mata, selama enam musim, akhirnya kamu berhasil membenahi rumahmu, menyusun ulang perabotan, dan membuatnya terlihat lebih indah dari sebelumnya. Tapi kamu tahu, berkas-berkas kerusakan tidak akan pernah bisa hilang, dan rumah kamu selamanya tidak akan pernah kembali seperti semula.
Sejak saat itu kamu bertekad tidak akan pernah lagi membukakan pintu untuk siapapun, meskipun kamu selalu berharap dalam hati, suatu hari akan ada seseorang yang dapat meyakinkanmu untuk membuka pintu dan mempersilakan ia masuk. Menemani kamu hingga putih rambutmu dan kulitmu keriput.
Hatiku pilu mendengarnya…

sumber:  http://kei.hitmansystem.com/2011/01/17/mengetuk-pintu-hati/#more-316

meningkatkan Traffic: Mendaftarkan Blog pada Search Engine

Rabu, 09 November 2011

Sebenarnya postingan kali ini adalah buntut dari postingan saya sebelumnya, http://adinugroho5.blogspot.com/2011/10/bagaimana-cara-meningkatkan-traffic.html.  dimana disitu saya mengulas beberapa cara meningkatkan traffic blog. ternyata ada satu cara yang sangat strategis tetapi tidak saya sebutkan, yaitu mendaftarkan blog kita di search engine. Jadi setelah  membuat blog dan mengedit serta mempostingnya, maka langkah selanjutnya adalah Mendaftarkan Blog ke Search Engine atau mesin pencari, Hal ini bertujuan agar blog yang kita kelola dapat ditelusuri oleh mesin pencari berdasarkan keyword pada blog.
Caranya cukup mudah. Silahkan kunjungi alamat-alamat berikut ini:

1. Google
http://www.google.com/addurl/

2. Yahoo
https://siteexplorer.search.yahoo.com/submit

3. MSN/ Bing
http://search.msn.com/docs/submit.aspx?FORM=WSDD2

Kemudian, sebagai tambahan, untuk mensubmit Blog ke berbagai direktory blog dapat pula digunakan PingOMatic

Yesterday

Yesterday, all my troubles seemed so far away.
Now it looks as though they’re here to stay.
Oh, I believe in yesterday.Suddenly, I’m not half the man i used to be,
There’s a shadow hanging over me,
Oh, yesterday came suddenly.
Why she had to go
I don’t know she wouldn’t say.
I said something wrong,
Now I long for yesterday.
Yesterday, love was such an easy game to play.
Now I need a place to hide away.
Oh, I believe in yesterday.
Why she had to go
I don’t know she wouldn’t say.
I said something wrong,
Now I long for yesterday.
Yesterday, love was such an easy game to play.
Now I need a place to hide away.
Oh, I believe in yesterday.


(The Beatles)

Resume Singkat: Skandal ENRON di AS


Reputasi ENRON sungguh mentereng pada tahun-tahun mendekati kebangkrutannya. Perusahaan yang menggurita di bidang listrik, air, gas, kertas, dan komunikasi ini di tahun 2001, 4 bulan sebelum kebangkrutannya, meraup keuntungan bersih 101 milyar dollar Amerika.  Bahkan, Majalah Fortune pun mengganjarnya dengan memberikan award “Perusahaan Paling Inovatif”. Sukses Enron bertambah lengkap manakala menilik awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan menjadi monopolis gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun.
ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, LPG, Telkom yang menjadi satu. Kalau di Indonesia lembaga-lembaga itu milik publik, lain halnya dengan Enron. Ia murni bisnis.
ENRON dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan universitas ternama dari seluruh penjuru dunia. Pegawainya mencapai 20.000 orang. Fakta menarik dari jumlah ini adalah, menjelang kebangkrutannya karena pegawai-pegawainya ini yakin akan performa ENRON maka mereka mengalihkan tabungan pensiun mereka untuk membeli saham ENRON. Sebuah keputusan yang kelak mereka sesali karena belakangan diketahui ENRON mengalami kebangkrutan dan mengakibatkan saham ENRON tak lebih berharga dari sebatang coklat murah. Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada dimana Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Mereka tertipu karena terbuai oleh cantiknya laporan Keuangan ENRON saat itu.  Terbuai? Tentu saja karena saat itu yang mengaudit laporan keuangan ENRON adalah salah satu The Big Five Kantor Akuntan Publik di Amerika. Kantor Akuntan Publik itu bernama Arthur Andersen. Tidak ada yang curiga bahwa mereka bersekongkol untuk mempercantik laporan keuangan, dalam dunia akuntansi dikenal window dressing, secara tidak sah. Mereka menyembunyikan utang pada pihak ketiga sebanyak 3,9 milyar dollar Amerika. Bagi perusahaan public, dimana setiap pemegang saham punya hak mengetahui segala aktivitas perusahaan yang memiliki risiko, hal ini tentulah sebuah kejahatan.

Ada dua dugaan kenapa ENRON  sampai gelap mata dan merencanakan penipuan ini

1.   Persengkokolan antara Enron-Arthur Andersen.
Dengan bantuan Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi, ENRON mampu menyembunyikan kewajiban-kewajibannya dan kerugian yang timbul sehingga keuntungan pada laporan laba rugi akan menggelembung dan pada akhirnya mengangkat harga sahamnya. Hal ini membuat pundi-pundi petinggi ENRON juga ikut membengkak luar biasa besar dan belakangan setelah dilakukan koreksi dinyatakan bahwa perusahaan tidak mengalami untung bahkan rugi 62,4 Milyar dollar Amerika. Ketika ENRON menjadi idola, blue chip di pasar saham saat itu, Arthur Andersen juga mendapat timbal balik dari meningkatnya reputasi KAP.

2.  ENRON-Pemerintah                      
ENRON menjadi penyumbang terbesar bagi kandidat-kandidat kongres, Gubernur, bahkan Presiden Amerika terutama dari Partai Republik. Atas jasanya ini, Enron diduga dapat melobi pemerintah terutama dalam perumusan kebijakan Energi. Dugaan media massa Amerika ini seolah dikuatkan oleh fakta bahwa ENRON selalu dapat menghindari pengawasan ketat pemerintah dalam hal polusi dan pelanggaran pajak. Malangnya, ketika krisis melanda ENRON tak satupun koneksi mereka di Capitol Hill maupun maupun gedung putih menyelamatkan mereka, bahkan sang presiden yaitu Bush dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bantuan yang bisa Negara berikan. Hal ini diduga karena para anggota parlemen pernah menerima manisnya kucuran dana dari ENRON maupun Andersen sehingga mereka enggan turut serta dalam komite penyelidikan. Atas dasar hal itulah ENRON yang terdesak gelap mata melakukan penipuan.

Pada akhirnya, ENRON yang yang diketahui telah menggelapkan laporan keuangannya selama 4 tahun, dinyatakan pailit setelah digugat di pengadilan niaga dan mantan petingga ENRON, Clifford Baxter, menembak kepalanya sendiri akibat tekanan yang bertubi-tubi mendera.



sumber:
Buku "Intermediate Accounting" Stice Skousen
Buku "151 Konspirasi Dunia"
Kuliah Akuntansi saya
http://en.wikipedia.org/wiki/Enro
http://iramustika.wordpress.com/2008/04/24/skandal-enron- dan-arthur-andersen/





Men-ScreenShoot Tampilan Suatu Program


Dalam artikel di postingan yang lalu, saya men-screen shot banyak gambar dari tampilan suatu program. Sebelumnya, saya tidak tahu bagaimana cara menscreen shot pada tampilan suatu program. Setelah saya coba-coba, ternyata Microsoft word menyajikan fasilitas ini dengan nama Screen Shot. Langkah-langkahnya adalah:

1. Buka program yang tampilannya ingin di-screen shot

2. Buka Word, pilih Insert> Screen Shot
 
3. Akan langsung terlihat tampilan program yang ingin kita screen shot. Drag symbol + sesuai kehendak.

4. Tampilan akan langsung tertera di Microsoft Word.

5. Jika ingin tampilan tersebut berekstensi gambar (semisal .jpg atau .gif). Gambar  (yang tertera di Word) bisa di-copas  ke Paint atau software pengolah image semacamnya.

Ternyata simple  juga :D

Menulis Huruf Arab pada Ms. Word

Well, artikel ini saya tulis bermula dari rasa heran saya ketika ada seorang akhwat, sebut saja begitu, mengomentari status saya dengan tulisan arab (pegon).  Ternyata tulisan Arab tersebut ditulis terlebih dahulu di Microsoft word dan kemudian di-copas ke status saya . Kemudian, saya yang gaptek ini berpikir, bagaimanakah menulis huruf arab di Word? Tidak menutup kemungkinan saya di masa mendatang diserahi tugas mengetik dalil-dalil atau firman Allah di dalam word. Selidik punya selidik beginilah caranya (bagi anda yang ber-OS Windows 7)

1. masuk ke control panel (start> control panel)

2. Setelah masuk, cari dan klik  Clock, Language, and Region


3. Klik Region and Language



4.Pilih Keyboards and Languages, kemudian klik Change Keyboards

5. klik add


6.Pilih yang Arabic. Ada berbagai macam type huruf Arab sesuai kebutuhan. Lalu Ok.

7. Setelah itu, saatnya mencoba di Microsoft Word!.
Yang perlu diperhatikan adalah:
a. susunan huruf arab
b. Untuk berpindah dari mode tulisan Latin ke Tulisan arab, tekan Alt + Shift. Demikian   pula sebaliknya
c. Pemberian atribut pada huruf arab dengan memakai Shift+……, misal anda ingin memberikan atribut  fathah  ( / ), setelah huruf arab ditulis, selanjutnya tekan Shift+Q bersamaan.
 
Yah, begitulah kira-kira caranya. Setting semacam ini juga berlaku untuk huruf Jepang, China, Russia, dan sebagainya.