Resume Singkat: Skandal ENRON di AS

Rabu, 09 November 2011


Reputasi ENRON sungguh mentereng pada tahun-tahun mendekati kebangkrutannya. Perusahaan yang menggurita di bidang listrik, air, gas, kertas, dan komunikasi ini di tahun 2001, 4 bulan sebelum kebangkrutannya, meraup keuntungan bersih 101 milyar dollar Amerika.  Bahkan, Majalah Fortune pun mengganjarnya dengan memberikan award “Perusahaan Paling Inovatif”. Sukses Enron bertambah lengkap manakala menilik awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan menjadi monopolis gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun.
ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, LPG, Telkom yang menjadi satu. Kalau di Indonesia lembaga-lembaga itu milik publik, lain halnya dengan Enron. Ia murni bisnis.
ENRON dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan universitas ternama dari seluruh penjuru dunia. Pegawainya mencapai 20.000 orang. Fakta menarik dari jumlah ini adalah, menjelang kebangkrutannya karena pegawai-pegawainya ini yakin akan performa ENRON maka mereka mengalihkan tabungan pensiun mereka untuk membeli saham ENRON. Sebuah keputusan yang kelak mereka sesali karena belakangan diketahui ENRON mengalami kebangkrutan dan mengakibatkan saham ENRON tak lebih berharga dari sebatang coklat murah. Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada dimana Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Mereka tertipu karena terbuai oleh cantiknya laporan Keuangan ENRON saat itu.  Terbuai? Tentu saja karena saat itu yang mengaudit laporan keuangan ENRON adalah salah satu The Big Five Kantor Akuntan Publik di Amerika. Kantor Akuntan Publik itu bernama Arthur Andersen. Tidak ada yang curiga bahwa mereka bersekongkol untuk mempercantik laporan keuangan, dalam dunia akuntansi dikenal window dressing, secara tidak sah. Mereka menyembunyikan utang pada pihak ketiga sebanyak 3,9 milyar dollar Amerika. Bagi perusahaan public, dimana setiap pemegang saham punya hak mengetahui segala aktivitas perusahaan yang memiliki risiko, hal ini tentulah sebuah kejahatan.

Ada dua dugaan kenapa ENRON  sampai gelap mata dan merencanakan penipuan ini

1.   Persengkokolan antara Enron-Arthur Andersen.
Dengan bantuan Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi, ENRON mampu menyembunyikan kewajiban-kewajibannya dan kerugian yang timbul sehingga keuntungan pada laporan laba rugi akan menggelembung dan pada akhirnya mengangkat harga sahamnya. Hal ini membuat pundi-pundi petinggi ENRON juga ikut membengkak luar biasa besar dan belakangan setelah dilakukan koreksi dinyatakan bahwa perusahaan tidak mengalami untung bahkan rugi 62,4 Milyar dollar Amerika. Ketika ENRON menjadi idola, blue chip di pasar saham saat itu, Arthur Andersen juga mendapat timbal balik dari meningkatnya reputasi KAP.

2.  ENRON-Pemerintah                      
ENRON menjadi penyumbang terbesar bagi kandidat-kandidat kongres, Gubernur, bahkan Presiden Amerika terutama dari Partai Republik. Atas jasanya ini, Enron diduga dapat melobi pemerintah terutama dalam perumusan kebijakan Energi. Dugaan media massa Amerika ini seolah dikuatkan oleh fakta bahwa ENRON selalu dapat menghindari pengawasan ketat pemerintah dalam hal polusi dan pelanggaran pajak. Malangnya, ketika krisis melanda ENRON tak satupun koneksi mereka di Capitol Hill maupun maupun gedung putih menyelamatkan mereka, bahkan sang presiden yaitu Bush dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bantuan yang bisa Negara berikan. Hal ini diduga karena para anggota parlemen pernah menerima manisnya kucuran dana dari ENRON maupun Andersen sehingga mereka enggan turut serta dalam komite penyelidikan. Atas dasar hal itulah ENRON yang terdesak gelap mata melakukan penipuan.

Pada akhirnya, ENRON yang yang diketahui telah menggelapkan laporan keuangannya selama 4 tahun, dinyatakan pailit setelah digugat di pengadilan niaga dan mantan petingga ENRON, Clifford Baxter, menembak kepalanya sendiri akibat tekanan yang bertubi-tubi mendera.



sumber:
Buku "Intermediate Accounting" Stice Skousen
Buku "151 Konspirasi Dunia"
Kuliah Akuntansi saya
http://en.wikipedia.org/wiki/Enro
http://iramustika.wordpress.com/2008/04/24/skandal-enron- dan-arthur-andersen/





0 komentar:

Posting Komentar